Dalam penulisan berita, salah satu pantangan yang harus dihindari penulis berita adalah adanya opini si penulis/jurnalis dalam pemberitaan tsb.

fakta atau opini?
fakta atau opini?

Penulis berita harus berusaha bersikap professional, tanpa perlu intervensi mempengaruhi pembaca. Penulis cukup melaporkan atau memberitakan data-data dan fakta-fakta yang ia peroleh kepada pembaca, tanpa sama sekali perlu memasukkan pendapat penulis tentang berita tsb.

Yang dimaksud dengan opini penulis, secara kasat mata dapat terlihat dalam bentuk kalimat-kalimat statement penulis atau bisa juga berupa kata-kata “berbau opini” atau terkesan memihak, menghakimi, menyalahkan, dlsb.

Bagaimana dengan interpretasi?

Opini pada umumnya merupakan penilaian atau pendapat subyektif dari si penulis. Ketika baca berita, pembaca hanya butuh INFORMASI, dan tidak butuh PENDAPAT penulis. Oleh sebab itu penulis harus bisa menahan diri dan senantiasa berusaha bersikap obyektif terhadap fakta-fakta yang ia peroleh.

Akan tetapi, terkadang penulis ingin lebih menghidupkan tulisan beritanya dengan melakukan interpretasi. Interpretasi atas fakta masih bisa dimaafkan, asal dilakukan secara tidak berlebihan.