*Oleh Mianda Aurani

I think Public Relations is best suited to drive social media. Social media best practices really call for jargon-free, clear, and authentic communications which PR pros are best trained to provide,” – Chris Bechtel, Marketing, social media and content marketing.

Sumber : Reicconnect.com

Jakarta, Media Publica – Seiring perkembangan zaman, kemajuan ilmu komunikasi semakin pesat. Dalam era globalisasi seperti saat ini, peran Public Relations (PR) semakin diperlukan. Keberadaan PR sangat dibutuhkan di berbagai perusahaan, instansi pemerintah, maupun organisasi. Karena PR merupakan suatu medium perantara antara suatu perusahaan / instansi / organisasi dengan stakeholder eksternal maupun internal.

Definisi Public Relations menurut Scott M.Cultlip, Aleen H.Center dan Glen M.Broom, dalam bukunya Effective Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari indivudu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.

Definisi tersebut menempatkan PR sebagai sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen di semua organisasi harus memerhatikan PR. PR melayani berbagai macam institusi didalam masyarakat, seperti institusi bisnis, serikat perdagangan, agen pemerintah, asosiasi sukarela, yayasan, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, dan institusi-institusi lainnya. PR adalah profesi yang unik, karena berada didalam beragam institusi, profesi PR menuntut para praktisi untuk mendalami segala bidang.

Definisi lainnya mengatakan PR adalah metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama (Sukatendel. 1990).

Ratusan definisi PR ditulis untuk menangkap esensi dari PR. Pandangan terhadap PR yang terus berubah merefleksikan evolusi praktik PR dalam organisasi dan masyarakat. Perubahan ini juga menggambarkan sebuah profesi yang berkembang mencari identitas diri dan pengakuan profesional.

PR adalah ilmu yang strategis dan dinamis. Dimana dapat berubah setiap saat seiring dengan perubahan situasi dan kondisi. Pamor PR yang semakin Berjaya di Indonesia ini menuntut mereka menambah kekuatannya melalui media online. Internet merupakan bagian dari kecanggihan tekhnologi dan komunikasi, dimana internet adalah media yang dapat membuat seluruh dunia terkoneksikan sehingga dapat memberikan efek yang tidak terbayangkan.

Setiap aspek yang ada dalam aktivitas online memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hubungannya dengan publik. Karena saat ini internet terutama media sosial telah menjadi gaya hudup yang baru ditengah masyarakat. Melalui media inilah suatu bentuk PR baru terbentuk, yang dapat disebut sebagai Cyber Public Relations.

Pada dunia maya, kita tidak dapat mengesampingkan peran PR. Segala sesuatu yang berkaitan dengan media online dilakukan oleh  sebuah perusahan, kompetitior, dan segala institusi yang ada adalah sebagai salah satu bentuk Cyber PR.

Cyber PR adalah suatu fenomena yang tak terelakkan, karena publik kita yang semakin luas dan tak terbatas. Karena internet adalah media yang sangat membantu penyebarluasan dalam era globalisasi seperti saat ini. Kehadiran internet telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi. PR yang moderen adalah mereka yang dapat memanfaatkan internet terutama media sosial yang saat ini digandrungi oleh masyarakat sebagai media utama dalam penyampaian pesannya.

Menurut buku E-PR Menggapai Publisitas di Era Interaktif Lewat Media Online karangan Bob Julius Onggo, ada enam potensi yang dapat dimanfaatkan  melalui cyber PR :

  • Komunikasi Konstan

Internet adalah media yang tak pernah terlelap setiap harinya. Melalui internet PR dapat menjangkau publiknya hingga ke seluruh dunia. Internet dapat menembus ruang dan waktu, hal tersebut yang tak dapat dilakukan oleh media manapun selain internet.

  • Respon yang Cepat

Internet memungkinkan para pelaku cyber PR untuk mendapatkan respon yang cepat terhadap semua permasalahan serta pertanyaan prospek maupun pelanggan.

  • Pasar Global

Internet telah menjembatani jurang pemisah geografis, melalui hubungan yang terjalin di dunia maya. Melalui internet memudahkan PR untuk berkomunikasi dengan pasar global yang ada diseluruh dunia dengan biaya yang cukup murah.

  • Interaktif

Internet adalah media yang sangat interaktif. Feedback dengan mudah didapatkan melalui media sosial yang digunakan oleh PR. Sehingga, dari feedback yang didapatkan, PR dapat mengetahui dan menganalisis apa yang diinginkan oleh target audiens yang dituju.

  • Komusikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah terjalin antara organisasi atau instansi dengan publiknya. Melalui cyber PR dapat membangun hubungan yang kuat dan bermanfaat. Dimana, hal tersebut tak dapat langsung dilakukan melalui media offline.

  • Hemat

Melalui Cyber PR dapat membantu suatu instansi atau organisasi untuk menghemat biaya, pasalnya tak lagi dibutuhkan biaya cetak yang terhitung mahal.

 

Apa dan Mengapa PR Menggunakan Media Sosial ?

                Media sosial adalah sebuah media berbasis internet, dimana terdapat beragam platform seperti Blog, Twitter, Facebook, Youtube, Flickr, Instagram, Path dan beragam platform lainnya.  Media sosial adalah sebuah kekuatan baru yang mendukung peran PR. Karena media sosial dapat membawa informasi yang mengalir seperti air, setiap orang dapat mengaksesnya dimanapun dan kapanpun mereka mau. Jutaan informasi dibawa oleh media sosial dan sampai kepada para penggunanya.

Melalui media sosial yang memiliki sifat interaktif, publik dapat menyuarakan tentang baik dan buruknya sebuah produk ataupun layanan dari sebuah perusahaan. Ketika kesan buruk tersebut tertuang dalam media sosial, maka sangat besar potensi bagi banyak orang mengetahuinya. Jika perusahaan atau instansi tidak berpartisipasi dan tidak tanggap terhadap media sosial, maka perusahaan dapat kehilangan kesempatan untuk mengkomunikasikan pesannya kepada publik dengan cakupan yang lebih luas.

Dalam seminar “Berhumas Melalui Social Media”, Dian Noeh Abubakar, Founder & Chief Executive Officer (CEO) Kennedy, Voice, & Berliner mengungkapkan beberapa hal mengapa PR harus menggunakan media sosial ;

  • More Democratic Consumers

Beragam industri yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat  membuat konsumen lebih banyak memiliki pilihan dan sulit untuk menentukan brand apa yang akan mereka konsumsi. Tidak hanya kualitas produk namun, brand dengan value dan positioning juga menjadi pertimbangan.

Saat ini, konsumen cendrung lebih demokratik dalam menyuarakan pendapat mereka , menyuarakan apa yang ada didalam benak mereka. Jejaring media sosial menjadi alat mereka untuk menyuarakannya.

  • Consumers May Say About Campaign or brands, Direct to Journalist, Enabled by Social Media and Mobile Devices.

Komunitas konsumen memiliki kekuatan bagi suatu perusahaan. Dimana mereka menuntut perusahaan untuk mampu memberikan perbedaan produk mereka dengan produk lainnya. Faktor pembeda tersebutlah yang menimbulkan kesukaan dikalangan komunitas konsumen. Dimana kesukaan tersebut sangat perlu dikomunikasikan dengan baik kepada komunitas pendukung (retention) dan target yang lebih luas lagi (acquisition).

Timbul banyak pertanyaan dibenak konsumen, siapakah yang berada dibalik brand tersebut dan bagaimana produk tersebut diproses. Word of mouth yang dilakukan oleh konsumen dapat membantu terbentuknya corporate brand.

  • You Could activate Them as Your Brand Ambassador

Melalui komunikasi yang terus dilakukan oleh para konsumen di jejaring media sosial, terhadap perusahaan atau brand disitulah Cyber PR harus dapat memanfaatkannya. Menjadikan mereka duta dari produk atau merek di dunia maya adalah salah satu hal yang harus dapat dilakukan oleh PR.

 

Media sosial yang mengacu pada sebuah wahana online yang konten utamanya didominasi dengan Listening, Learning, and Sharing.  Dimana cara kerjanya berbeda dengan media tradisional. Media sosial merupakan media online yang konten utamanya diisi oleh publik. Maka dari itu, bahasa yang digunakan dalam komunikasi media sosial bukanlah bahasa formal.  PR harus pandai-pandai memanfaatkan peluang untuk berkomunikasi dengan konsumennya. PR tidak hanya harus pandai berhubungan dengan media saja, melainkan harus luwes untuk berhubungan dengan publiknya.

Hendaknya, PR melibatkan konsumen dalam percakapan yang dilakukan di media sosialnya, hal tersebut dapat memberikan nilai tambah terhadap suatu brand atau perusahaan terhadap konsumennya sendiri. Dengan demikian, PR dalam era digital tak lagi hanya mengelola wartawan namun, juga mengelola publik (publisher) sekaligus konsumen. Karena publik akan menuliskan pengalaman yang diberikan oleh sebuah produk atau layanan instansi dalam media sosial.

 

 *Penulis adalah mahasiswa Fikom angkatan 2009 dan anggota LPM Media Publica 

_______________________
Sumber: http://mediapublica.co/2013/06/11/the-rise-of-cyber-public-relations/