Beberapa tahun lalu, saya berada di sebuah lokakarya penulis, duduk di rumput di bawah pinggiran jalan di lereng sebuah gunung di New Hapshire. “Matikan kesayangan-kesayanganmu,” tiba-tiba penyair Jane Kenyon, si instruktur memberitahukan. “Bunuh kesayangan saya?” pikir saya. “Maksud Anda, memotong baris-baris terbaik saya!?” (Mereka dinamai kesayangan karena memang menjadi kesayangan bagi kita yang menulisnya.) “Ya, tepat sekali,” jawabnya. Dan itu merupakan saran yang bagus. Kadang-kadang, kamu menulis baris, paragraf, atau bagian yang demikian bagus sehingga kamu ingin menyimpannya dalam tulisanmu walaupun tidak cocok di sana. Walaupun itu melambatkan tulisanmu. Walaupun itu mengulang-ulang apa yang telah kamu katakan secara lebih baik di tempat lain.

Tetapi, baris itu begitu bagusnya sehingga kamu tidak ingin memotongnya. Dan tentunya kamu tidak ingin membunuhnya, betul kan? Oleh karena itu, pelan-pelan hilangkan itu dan pasang kembali ke dalam arsip kesayanganmu. Arsip ini bisa merupakan arsip sebenarnya, sebuah buku catatan, atau bahkan sebuah laci khusus. Tempat semua barang bagus yang kamu sunting dari tulisanmu–tempat kesayanganmu tersimpan dengan aman sehingga dapat berkembang ke dalam tulisan yang akan datang.

Saya suka menyimpan arsip kesayangan saya di dalam tas buku saya sehingga saya bisa melihatnya setiap waktu. Arsip ini adalah sumber terbaik yang pernah saya miliki untuk tulisan terbaru saya. Saya dapat membuka arsip saya, membaca kesayangan-kesayangan saya, meletakkannya di bagian atas halaman … dan mendapatkan sesuatu yang mengilhami sepotong tulisan segar.

Berikut ini adalah beberapa kalimatyang baru-baru ini menghuni arsip kesayangan saya. Jika kamu menyukainya, silakan saja menggunakannya!

  • Ini terjadi saat kamu setengah sadar, kesadaran yang tiba-tiba, kesadaran bahwa tak satu pun yang kamu ketahui atau yang kamu lakukan dapat menyiapkanmu menghadapi kehidupan.
  • “Tinggalkan semua itu,” kata anak laki-laki dalam mimpi saya. “Lalu, kembalilah kepadanya dengan berlari.”
  • Aku gadis yang membersihkan perabotan. Bahkan, kadang-kadang dinding sudut. Aku mencoba untuk tidak menyapu laba-laba.
  • Begitulah kamu memegang aprikot di telapak tanganmu–sebuah miniatur planet, dingin tanpa bermaksud begitu, lubangnya dipisahkan dari dagingnya oleh ruang yang sangat sempit. Kamu memegangnya dan berpikri ini akan mengubah segalanya.
  • Dow dalam bursa saham Dow Jones dan kata Asia tao terdengar persis sama, tapi maknanya sangat berlawanan.
  • Naikkan kerai. Naikkan seorang diri. Kembalilah tidur.

Revisi adalah proses ketika apa saja dapat terjadi. Ia dapat merupakan landasan meluncur yang mengangkatmu ke dalam cerita, puisi, sandiwara, esai, atau bentuk tulisanmu yang lainnya, melebihi yang pernah kamu harap bisa kamu tuliskan.

Jika kamu dapat melihat ke bawah permukaan tulisanmu.
Jika kamu dapat memotong yang tidak memuaskan dalam tulisanmu.
Jika kamu dapat melepas pergi saat kamu perlu melepas.
Jika kamu dapat mendorong dirimu untuk terus menulis, terus menulis kembali, terus merevisi, teruskanlah itu.
Ini bukan sebuah proses yang mudah, tetapi proses yang terus-menerus, untukmu dan untuk semua penulis.
Lakukanlah agar tulisan terbaikmu dapat tampil. []

Sumber: disalin dari buku “Daripada Bete Nulis Aja!” karangan Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D., terbitan Kaifa for Teens, hal. 176-178.