Menulis artikel untuk media, baik media internal maupun media massa, berbeda teknik dan kaidahnya dengan menulis artikel ilmiah untuk jurnal atau penerbitan ilmiah lainnya.

Secara umum, menulis artikel untuk media lebih ringan kaidah-kaidahnya, lebih mudah pula menulisnya. Sedangkan menulis artikel untuk jurnal-jurnal ilmiah pada umumnya ketat dengan berbagai aturan dan kaidah yang harus dipenuhi.

Khusus dalam tulisan singkat ini, saya akan ulas hanya teknik dan kaidah penulisan artikel untuk media saja.

1. Pembaca
Hal pertama yang harus kita kenali sebelum menulis artikel media adalah siapa pembacanya. Anak-anak atau dewasa? Pria atau wanita? Ibu rumah tangga atau wanita karir? Intelek atau awam?

Dengan mengenal pembaca, maka penulis akan mudah memperkirakan topik-topik apa yang menarik buat pembaca tsb.

2. Karakter Media
Menulis untuk surat kabar tidak sama dengan menulis untuk majalah. Menulis artikel untuk koran harian memerlukan kecepatan dan pemahaman atas isu-isu yang sedang aktual.

Sedangkan menulis untuk majalah lebih memerlukan kedalaman, keluasan dan kekayaan konten. Untuk media online, beda lagi. Intinya, sadari karakteristik media.

Bahkan untuk jenis media yang sama pun beda-beda karakternya. Contoh menulis untuk kompas tidak akan sama dengan menulis untuk pikiran rakyat. Padahal sama-sama surat kabar.

3. Karakter Naskah
Yang tergolong tulisan artikel banyak sekali ragam jenisnya. Ada artikel opini, ada artikel pengetahuan populer, artikel resensi, artikel how to, dllsb.

Tentu saja dalam menulis opini, maka benang merah utama tulisan tersebut adalah pendapat/opini/teori/statement si penulis. Fokus penulis mencoba untuk mempengaruhi pembaca agar “setuju” dengan pendapatnya.

Lain halnya jika penulis ingin menulis artikel pengetahuan. Dalam jenis tulisan ini, penulis perlu menahan diri dalam menyampaikan pendapat pribadi. Anda akan lebih fokus pada sajian data/fakta atau rujukan.

Jadi, intinya pastikan tujuan anda mau menulis apa lalu penuhi “hak-hak” nya.

4. Bahasa
Secara umum menulis untuk media berarti menulis untuk kalangan awam. Oleh sebab itu jauh lebih baik hindari pemakaian istilah-istilah ilmiah, istilah-istilah teknis, atau jargon-jargon yang kurang dikenali pembaca.

5. Panjang Tulisan
Penulis yang baik harus bisa memperkirakan seberapa panjang naskah tersebut akan dibuat. Jangan terlalu pendek dan juga jangan terlalu panjang. Kalau bisa, pas. Soalnya, setiap media sudah menentukan template masing-masing rubrik, termasuk ukuran panjang pendeknya naskah.

Ketika saya mau menulis untuk sebuah surat kabar, biasanya saya beli dulu surat kabar itu, lalu saya buka halaman yang akan jadi sasaran terbitnya artikel saya. Saya lihat pada contoh artikel yang ada disana. Saya hitung, kira-kira berapa kata. Kurang lebih nya aja.

Dengan cara begini, maka saya sangat membantu redaktur media tsb. Ketika artikel saya akan dimuat, redaktur nggak terlalu harus kerja keras memotong atau menambah tulisan saya.

6. Waktu Penulisan
Artikel untuk tabloid beda masa terbitnya dengan artikel surat kabar atau media perusahaan. Ada yang terbit mingguan, dua mingguan, bulanan, bahkan ada yang terbit per 3 bulan.

Sebagai penulis kita perlu memperkirakan taksiran masa terbitnya kapan. Khususnya lagi jika kita menulis untuk majalah bulanan.

Sewaktu jadi redaktur majalah saya menyadari benar hal ini. Saya perhatikan banyak sekali naskah-naskah penulis yang terpaksa saya tolak karena sudah terlambat (kadaluarsa) topiknya.

Sebagai contoh, banyak penulis yang menulis artikel-artikel dengan topik ramadhan pada bulan ramadhan dan mengirimnya pada majalah bulanan. Ini jelas akan terlambat. Sebab pada saat itu, topik-topik yang lagi dicari redaktur bukan lagi tentang ramadhan. Mereka sudah menuntaskan artikel-artikel dengan topik itu jauh sebelum ramadhan.

Begitu juga menulis untuk koran, tabloid ataupun media lainnya. Timing sangat menentukan.

Itulah beberapa prinsip dasar dan kaidah penulisan artikel yang perlu diketahui agar artikel yang kita tulis jadi lebiih efektif.

Mau belajar gimana caranya menulis artikel yang baik, yang mampu mengubah sikap pembaca?

>> Yuk ikuti kelas khusus berikut ini