Masyarakat di Gaza ‘Terpapar Epidemi dan Penyakit’ Akibat Kekurangan Pangan: PA

2 Min Read

Berbicara dalam pertemuan pemerintah di Ramallah, Shtayyeh menyoroti kondisi kritis yang terjadi di Gaza, dan menegaskan bahwa kondisi masyarakat yang melemah telah membuat mereka rentan terhadap krisis kesehatan.

Dalam pertemuan tersebut, beliau menekankan bahwa Gaza sedang mengalami kelaparan parah, terutama yang menimpa penduduk termuda di sana.

Dia menambahkan bahwa tindakan Israel dalam menahan pasokan makanan merupakan tindakan kriminal, yang memperburuk penderitaan penduduk Gaza.

Intervensi internasional yang mendesak diperlukan untuk mengirimkan pasokan makanan melalui udara dan memfasilitasi penyeberangan terbuka untuk mengatasi krisis kekurangan pangan di Gaza.

Shtayyeh menyampaikan terima kasih kepada Afrika Selatan karena telah mengambil tindakan hukum terhadap Israel, dengan mengajukan kasus tuduhan genosida ke Mahkamah Internasional.

Dia menentang gagasan jalur air Siprus-Israel, karena khawatir akan potensi penyalahgunaannya untuk tujuan deportasi.

Sementara itu, seorang pejabat PBB di Gaza, Gemma Connell, mengutuk serangan Israel terhadap markas Bulan Sabit Merah Palestina di Khan Younis, yang mengakibatkan kematian lima orang, termasuk seorang bayi yang baru lahir.

Connell menekankan, “Tidak ada anak di dunia ini yang boleh dibunuh, apalagi satu anak pun yang berlindung di bawah lambang organisasi kemanusiaan. Perang ini harus diakhiri.”

Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah korban tewas 22.313 warga Palestina dalam serangan Israel di Gaza, dan 57.296 lainnya terluka. Selain itu, banyak orang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh, dan diduga tewas.

Dalam 24 jam terakhir saja, serangan Israel telah merenggut nyawa 128 warga Palestina dan melukai 261 lainnya dalam konflik yang sedang berlangsung.

Diterjemahkan dari situs tn.ai

BACA JUGA:   Serangan Pria Bersenjata di Universitas Charles Praha Menyebabkan 14 Orang Meninggal, Puluhan Terluka
Share This Article