Paus Fransiskus Mengutuk Taktik ‘Teroris’ Israel di Gaza karena Membunuh Warga Sipil

4 Min Read

Mengekspresikan keprihatinan yang mendalam, Paus mengecam situasi di Gaza, dan menggambarkan penargetan tragis terhadap warga sipil tak bersenjata, termasuk keluarga, anak-anak, orang sakit, dan biarawati, di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus. Dia dengan tegas menyebut peristiwa tersebut sebagai perang dan terorisme.

“Saya terus menerima berita yang sangat menyedihkan dan menyakitkan dari Gaza,” kata Paus.

“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pemboman dan penembakan. Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks Paroki Keluarga Kudus, yang tidak ada terorisnya, tapi keluarga, anak-anak, orang sakit atau cacat, suster,” ujarnya.

“Beberapa orang akan mengatakan ‘Ini adalah perang. Ini adalah terorisme.’ Ya, ini perang. Itu terorisme,” katanya.

Paus merujuk pada pernyataan Patriarkat Latin al-Quds mengenai insiden tersebut, yang mengidentifikasi para korban sebagai Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar. Menurut pernyataan itu, penembak jitu militer Israel menembak mati para wanita tersebut ketika mereka menuju sebuah biara di dalam Paroki Keluarga Kudus, tempat keluarga Kristen mencari perlindungan.

“Sekitar tengah hari (10:00 GMT) hari ini … seorang penembak jitu” tentara Israel “membunuh dua wanita Kristen di dalam Paroki Keluarga Kudus di Gaza” di mana keluarga Kristen berlindung sejak perang Israel-Gaza pecah, kata patriarkat tersebut dalam pernyataan pada hari Sabtu.

“Nahida dan putrinya Samar ditembak dan dibunuh saat mereka berjalan menuju Biara Suster. Salah satu korban tewas ketika dia mencoba membawa yang lainnya ke tempat aman,” katanya.

Laporan menunjukkan bahwa tujuh orang lainnya terluka ketika berusaha melindungi orang lain dari bahaya. Patriarkat juga mencatat kerusakan pada biara biarawati yang berafiliasi dengan ordo Bunda Teresa akibat tembakan tank Israel.

Pernyataan Paus pada hari Minggu menandai kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan ia menggunakan kata “terorisme” ketika berbicara tentang peristiwa di Gaza.

BACA JUGA:   PBB: Warga Palestina di Gaza Hidup dalam Kengerian yang Serius

Pada bulan Oktober, Paus Fransiskus menganjurkan koridor kemanusiaan untuk membantu Jalur Gaza yang terkepung, menekankan perlunya melindungi warga sipil, terutama mereka yang rentan, yang berada di bawah pemboman besar-besaran Israel.

Di tengah serangan udara Israel yang terus-menerus di Gaza, serangan terbaru ini merenggut nyawa sedikitnya dua lusin warga Palestina di Jabaliya Balad dan Deir al-Balah, dan menyebabkan banyak orang terluka. Korban tewas di kalangan warga Palestina di Gaza telah meningkat menjadi hampir 19.000 orang, dengan lebih dari 50.000 orang terluka, dan wilayah tersebut masih mengalami pemadaman komunikasi.

Pemboman Israel telah menghancurkan Gaza, sehingga tidak ada tempat berlindung yang aman bagi warga sipil. Laporan dari Rafah menceritakan tantangan yang dihadapi warga Palestina di tengah serangan yang tiada henti.

Seruan mendesak untuk penyelidikan PBB muncul menyusul laporan bahwa pasukan Israel melibas tenda-tenda medis, menjebak warga Palestina yang terluka di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan. Kementerian Kesehatan Palestina telah menyuarakan tuntutan ini, mendesak penyelidikan segera atas tindakan tentara Israel di rumah sakit tersebut.

Rumah Sakit Kamal Adwan, yang dikepung selama sembilan hari berturut-turut, mengalami kehancuran besar, dan pasukan Israel dilaporkan menembak tanpa pandang bulu di sekitarnya. Penargetan sistematis Israel terhadap rumah sakit di Gaza bertujuan tidak hanya untuk membuat rumah sakit tersebut tidak dapat beroperasi tetapi juga untuk mencegah warga Gaza mencari perlindungan di institusi tersebut.

Diterjemahkan dari situs tn.ai

Share This Article