Mengutip kesaksian, sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu mengindikasikan bahwa tentara Israel telah terlibat dalam eksekusi 137 warga sipil Palestina sejak dimulainya serangan agresif rezim tersebut pada 7 Oktober.
Gerakan ini memberikan bukti yang menunjukkan bahwa pasukan Israel mengeksekusi warga sipil dengan mengurung mereka di sebuah lubang besar di timur Kota Gaza sebelum melakukan pembunuhan dan kemudian mengisi lubang tersebut.
Seruan untuk melakukan penyelidikan menyusul klaim Kementerian Kesehatan Gaza atas eksekusi di depan umum selama serangan militer Israel di Jabalia pada awal pekan yang sama. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah menerima laporan mengenai pembunuhan mendadak terhadap 11 warga Palestina tak bersenjata di lingkungan Rimal Kota Gaza, dan menyebutnya sebagai “kemungkinan kejahatan perang.”
Pernyataan terbaru Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah korban tewas mencapai 20.258 orang, terutama perempuan dan anak-anak, dengan 53.688 orang menderita luka-luka akibat serangan Israel yang tiada henti.
Pada saat yang sama, Kementerian menyoroti jumlah korban dalam 24 jam sebelumnya, mencatat setidaknya 201 warga Palestina tewas dan 368 terluka dalam perang genosida Israel yang terus berlanjut di Gaza, hal ini bertentangan dengan pernyataan militer Israel yang mematuhi hukum internasional dalam menargetkan situs militer.
Laporan menunjukkan hampir setengah dari bom yang digunakan Israel dalam serangannya adalah bom “bodoh” yang tidak terarah, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di wilayah berpenduduk padat tersebut.
Selain serangan udara yang terus-menerus, blokade Israel telah sangat membatasi pasokan penting seperti air, listrik, obat-obatan, dan bahan bakar ke Gaza yang berpenduduk padat, sehingga berdampak pada lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.
Diterjemahkan dari situs tn.ai