Gaza Menghadapi Penyebaran Penyakit Menular yang ‘Tak Terelakkan’, WHO memperingatkan

By intermedia 2 Min Read
2 Min Read

“Lebih dari 1,9 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan lebih dari 1,4 juta orang tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak. Kondisi ini memberikan lahan subur bagi terus meningkatnya penyakit menular,” tegas WHO dalam pernyataan resminya.

“Di Gaza, rata-rata hanya ada satu kamar mandi untuk setiap 4.500 orang dan satu toilet untuk setiap 220 orang. Kelangkaan air bersih terus berlanjut, berkontribusi pada peningkatan buang air besar di luar ruangan, menciptakan kondisi yang kondusif bagi penyebaran penyakit menular.”

Sejak pertengahan Oktober, lebih dari 100.000 kasus diare telah tercatat di daerah kantong tersebut, dan setengah dari kasus tersebut menyerang anak-anak balita – angka ini 25 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat sebelum konflik, menurut WHO.

Laporan mencakup lebih dari 150.000 kasus infeksi saluran pernapasan atas, serta meningitis, ruam kulit, kudis, kutu, dan cacar air. Hepatitis juga dicurigai, dan banyak orang menunjukkan tanda-tanda penyakit kuning.

Anak-anak yang kekurangan gizi menghadapi peningkatan risiko kematian akibat penyakit seperti diare, pneumonia, dan malaria, terutama karena tidak adanya layanan kesehatan yang bisa menyelamatkan nyawa, kata pernyataan itu.

“Sebanyak 93% penduduk Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya, sedang bergulat dengan kelaparan pada tingkat krisis, dengan kekurangan makanan dan meningkatnya kekurangan gizi. Sekitar 1 dari 4 rumah tangga mengalami ‘kondisi bencana’, sehingga mengambil tindakan ekstrem seperti menjual harta benda untuk membeli makanan sederhana. Kelaparan, kemiskinan, dan kematian menjadi semakin nyata,” tegas pernyataan itu.

Pada hari Selasa, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengungkapkan bahwa separuh penduduk Gaza menderita kelaparan parah, dan 90% dari mereka hidup tanpa makanan sepanjang hari.

Menyusul serangan balasan Israel terhadap Gaza pada tanggal 7 Oktober, yang mencakup blokade total dan serangan darat, wilayah tersebut menyaksikan krisis kemanusiaan yang parah, dengan lebih dari 20.000 warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan Israel, menurut pihak berwenang setempat.

BACA JUGA:   Century of Defiance: Hamas Menguraikan Alasan Perlawanan 105 Tahun yang Mengarah ke Operasi Badai Al-Aqsa

Diterjemahkan dari situs tn.ai

Share This Article