Hidup Dari Menulis ?

By intermedia 15 Min Read
15 Min Read

Oleh: Nilna Iqbal

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.” ( Imam Al-Ghazali )

Pertanyaan diatas sering ditanyakan oleh banyak orang yang belum begitu memahami hakikat menulis. Bahkan banyak orang yang sesungguhnya sudah mencari nafkah dari pekerjaannya sebagai penulis namun masih meragukan apakah dirinya tetap bisa hidup sejahtera dari pekerjaannya sebagai penulis.

Oleh karena itu banyak orang yang menjadikan pekerjaan menulis sebagai second job/sidejob (pekerjaan sampingan) dibandingkan dengan menjadikannya sebagai First Job (pekerjaan utama).

Keraguan yang timbul untuk hidup sejahtera dari aktivitas menulis terjadi akibat kurangnya motivasi untuk menulis atau bisa juga disebabkan karena kurang mengetahui secara lebih dalam sumber-simber keuangan yang bisa diperoleh dari pekerjaan sebagai penulis. Jika menulis hanya mengandalkan honor yang diperoleh dari media yang sudah menrbitkan tulisan kita atau dari royalty buku yang sudah diterbitkan penulis, maka kita pasti akan merasa kurang percaya diri untuk mencari nafkah dari pekerjaan sebagai penulis.

Kalau kita mau mempelajari dan mendalami dunia menulis secara profesional, sesungguhnya banyak celah yang bisa ditempuh agar kita bisa mendapatkan penghasilan yang besar, bahkan tidak kalah dengan profesi lainnya. Tentu saja semua itu perlu proses dan didukung dengan semangat yang tinggi, ilmu yang memadai dan pengalaman. Tanpa itu semua, maka pekerjaan menulis akan selamanya hanya menjadi profesi kelas dua yang tidak menjanjikan apa-apa.

Menurut penuturan salah seorang editor senior yang sudah berpengalaman lebih dari 12 tahun, dia menulis dalam catatan blognya, bahwa dia pernah bertemu dengan banyak penulis tak terkenal, tetapi mampu naik haji empat kali, menghajikan orang, membeli rumah, membeli mobil, dan bahkan memberikan uang pensiun kepada keluarga hingga 50 tahun sesudah ia meninggal. Tentu pernyataannya ini merupakan angin segar bagi para penulis pemula yang ingin mencari penghasilan dari profesinya sebagai penulis.

Kita akan coba menelusuri dan membongkar rahasia mengenai penghasilan yang bisa diperoleh dari pekerjaan menulis dari berbagai bidang yang bisa dimasuki oleh penulis. Bidang tersebut diantaranya adalah :

1. Penulis Artikel (opini) di media masa.

Jika Anda mampu menulis sebuah artikel sebanyak 5.000 karakter (sekitar 3 halaman ukuran kertas A4 dengan jarak 11/2 spasi) dan berhasil dimuat di koran/majalah lokal, maka akan mempunyai potensi penghasilan sekitar Rp.300 ribu–Rp. 500 ribu. Penghasilan tersebut akan jauh lebih besar jika artikel tersebut diterbitkan oleh media masa nasional yang menghargai artikel Anda sebesar Rp.500ribu – Rp 1.5 juta. Bisa Anda bayangkan jika dalam setiap bulan Anda berhasil menerbitkan 3 artikel saja di koran/majalah lokal, maka potensi penghasilan Anda adalah :3 X Rp.300.000 =
Rp 900.000 (minimal) atau 3 X Rp.500.000 = Rp1.500.000 maksimal). Bagaimana kalau artikel tersebut diterbitkan di koran/majalah nasional ? Maka potensi penghasilan Anda sebulan adalah : 3 X Rp.500.000 = Rp. 1.500.000 (minimal) atau 3 X Rp. 1.500.000 = Rp. 4.500.000 (maksimal).

2. Penulis Buku.

Penulis buku bisa mendapatkan penghasilan dari naskahnya dengan cara jual putus atau sistem royalti. Jika naskah dijual putus, maka penulis hanya mendapatkan uang sekali saja yaitu pada saat naskahnya diserahkan kepada pihak pembeli. Besarnya penghasilan tentu bervariatif tergantung kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara Penulis dan Pembeli naskah (agen naskah atau penerbit). Umumnya naskah buku dengan tebal antara 100-150 halaman (1 ½ spasi) mempunyai harga jual berkisar antara Rp 1juta sampai Rp.5 juta, tergantung seberapa penting atau bernilai naskah tersebut dan tergantung kesepakatan kedua belah pihak.

BACA JUGA:   Menulis Ke Media-Massa, Jangan “Ngarang”

Berbeda dengan sistem royalti, penulis biasanya memperoleh honor (bayaran) dari penerbit terhadap karya tulisnya dengan sistem prosentase yang besarnya berkisar 8% – 12,5 % dari harga buku setelah dipotong pajak. Nilai uang yang diterima tentu saja tergantung hasil penjualan di pasaran. Jika buku laku keras, maka penghasilan penulis juga besar, begitu pula sebaliknya, jIka buku tersebut tidak laku, maka penghasilan penulis pun kecil.

Sebagai ilustrasi bagaimana besar pendapatan penulis buku, mari kita coba hitung dengan membuat sebuah perumpamaan. Misalnya Anda menulis sebuah buku yang dijual dengan harga Rp50.000 dengan besar royalti 10% dan dicetak sebanyak 3000 eksemplar. Jika dalam tempo 3 bulan buku tersebut terjual 2.000 eksemplar, maka potensi pendapatan penulis dari hasil royaltinya adalah : ( 10% x Rp. 50.000 ) X 2.000 eksemplar = Rp. 10.000.000,- ( Sepuluh juta rupiah ). Jika ternyata buku tersebut laku keras hanya dalam tempo 1 bulan sisanya yang 1.000 eksemplar habis terjual, maka penulis akan mendapat tambahan penghasilan sebesar :

(10% x Rp50.000,-) X 1.000 eksemplar = Rp5000.000,-(lima juta rupiah ).

Penerbit tentu akan mencetak ulang buku Anda jika ternyata habis atau laku di pasaran.Misalnya penerbit mencetak ulang buku Anda sebanyak 5.000 eksemplar dan dalam tempo 6 bulan semuanya habis terjual, maka pundi-pundi kantong Anda akan bertambah sebanyak : ( 10% x Rp. 50.000 ) X 5.000 eksemplar = Rp. 25.000.000,- ( dua puluh lima juta rupiah ).Jika kita hitung, berapa sebenarnya penghasilan penulis selama 10 bulan ? Hitungannya adalah :

Penghasilan 3 bulan pertama : Rp10.000.000,-
Penghasilan 1 bulan berikutnya : Rp5.000.000,-
Penghasilan 6 bulan berikutnya : Rp25.000.000,-
Total penghasilan 10 bulan : Rp40.000.000,-
Penghasilan rata-rata perbulan : Rp4.000.000,-

Keistimewaan dari sistem royalti adalah bisa diwariskan. Seandainya penulis buku tersebut meninggal dunia, tetapi bukunya masih laris dibeli orang maka ahli waris akan tetap mendapatkan royalti. Berdasarkan ketentuan tentang hak cipta dan royalti internasional, royalti berlaku seumur hidup plus 70 tahun sesudah penulis meninggal.

3. Ghost Writer (Penulis Bayangan).

GhostWriter(Penulis Bayangan) adalah sebuah profesi dimana seorang penulis professional memberikan jasa penulisan artikel, buku, naskah pidato jasa penulisan lainnya kepada pihak lain. Tentu saja nama penulis asli (ghost writer) tidak dicantumkan dalam karya tulis tersebut karena haknya sudah dibeli oleh klien.

Kita sering melihat orang-orang penting seperti misalnya pengusaha, pejabat, artis atau tokoh masyarakat yang begitu sibuk dengan pekerjaanya namun yang bersangkutan masih sempat menulis buku, artikel atau mengasuh sebuah kolom khusus di media masa. Apa mungkin mereka masih punya waktu untuk menulis? Ternyata orang- orang seperti itu memanfaatkan jasa penulis profesional untuk membantu menuliskan untuknya. Para penulis tersebut dibayar sesuai dengan kesepakatan yang besarnya sangat bervariatif, tergantung dari tingkat kesulitan naskah yang akan dibuat dan tergantung juga reputasi penulisnya. Jadi besaran biaya jasa seorang ghost writer itu tidak ada aturan yang baku.

BACA JUGA:   Penulis Fenomenal

Sebagai gambaran, biasanya ghost writer menentukan jasa menulis kepada calon kliennya dengan hitungan per lembar. Misalnya Rp5.000/lembar, Rp10.000/lembar, Rp15.000/lembar, Rp30.000 /lembar, Rp50.000/lembar, Rp75.000/lembar, Rp 100.000/lembar dan seterusnya.

Pada kenyataannya, tidak sedikit ghost writer menerima bayaran lebih dari Rp. 100.000/lembar sehingga dia bisa membeli mobil atau sebuah rumah hanya dengan menulis sebuah buku. Sebagai ilustrasi, jika seorang ghost writer menerima bayaran Rp250.000 /lembar dan menerima job menulis buku biografi seorang pengusaha sukses setebal 500 halaman yang ditulis dalam waktu 5 bulan, maka penghasilan ghost writer tersebut adalah: Rp250.000 X 500 lembar = Rp125.000.000 (seratus dua puluh lima juta rupiah) atau dengan penghasilan perbulannya adalah: Rp125.000.000 : 5 = Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah).

4. Co-Writer (Penulis Pendamping).

Tidak semua orang pintar manulis namun ada yang punya ide atau gagasan menulis, namun belum mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan dengan baik. Misalnya ada seseorang yang mempunyai keahlian dibidang tertentu dan keahliannya itu sangat dibutuhkan oleh orang banyak. Anda bisa menawarkan kerjasama dengan orang tersebut untuk membuat buku bersama. Tugas Anda adalah membantu menuangkan ide/gagasan yang dimiliki oleh ahli tersebut dalam bentuk buku bersama. Biasanya nama Anda akan ditulis bersama dengan nama orang yang mempunyai ide/gagasan. Posisi Anda dalam hal ini disebut dengan Co-Writer.

Profesi sebagai CoWriter cukup menarik karena nama penulis tetap dicantumkan di dalam karya pemilik gagasan (author). Oleh sebab itu kolaborasi ini menarik karena menggabungkan dua orang yang mempunyai keahlian berbeda bersatu dalam sebuah tim yang khusus. Penulis utama (author) karena memiliki pengetahuan bidang tertentu (pemilik ide/gagasan) sedangkan Anda sebagai Co-Writer memiliki kemampuan dalam menata tulisan sehingga layak untuk diterbitkan.

Co-writer biasanya mendapatkan imbalan berupa embagianpersentase royalti dari penulis utama. Bisa juga Co-Writer dibayar dengan imbalan tertentu, namanya tetap ditulis namun tidak mendapatkan royalti dari hasil penjualan buku.

5. Menulis E-book (Buku Elektronik).

Era digital ditandai dengan digitalisasi hampir semua produk, termasuk buku. Bisnis e-book termasuk salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi seorang penulis. Caranya sebenarnya cukup sederhana yaitu dengan menjual ide/gagasan yang dituangkan dalam bentuk sebuah buku elektronik (e-book) dan menjualnya melalui internet.

Bisnis e-book tentu tidak terlepas dari kemampuan Andamenggunakan internet.Sebaiknya Anda harus mempunyai sebuah website atau blog yang berfungsi sebagai media informasi atau alat marketing produk ebook anda tersebut. Membuat ebook sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, karena sudah banyak tersedia tool atau software untuk membuat e-book. Anda juga tidak perlu harus mahir menulis, dengan pengetahuan dasar menulis pun Anda sudah bisa membuat ebook dan bisa dijual ke pasar. Tentu saja isi ebook Anda harus menarik dan diperlukan oleh banyak orang.

Apa saja konten ebook yang bisa Anda jual melalui internet? Banyak sekali, misalnya Anda membuat ebook bagaimana cara membuat sebuah blog yang Anda tulis sekitar 5-10 halaman. Ebook tersebut lalu Anda jual dan pasarkan melalui website atau blog Anda, misalnya Anda tawarkan dengan harga 5$ US.

Berapa potensi penghasilan Anda dari menjual ebook ?
Jika diasumsikan Anda mempunyai 10 produk e-book yang Anda jual dengan harga rata-rata 5 $ US, dan setiap e-book tersebut dalam sebulan terjual sekitar 3 buah saja, maka penghasilan Anda dalam sebulan adalah :

BACA JUGA:   Kode Etik Jurnalistik

(10 X 5$ ) X 3 E-book = 150 $ US. Jika 1 $ US = Rp10.000 maka hasilnya : Rp10.000 X 150= Rp1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) Bagaimana jika ternyata produk anda tersebut ternyata laku keras dan masing-masing terjual 10 buah, maka pendapatan Anda sebulan adalah: (10 X 5$ ) X 10 Ebook = 500 $ US. Rp. 10.000 X 500 = Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah).

6. Copy Editor atau Penyunting Buku.

Sebagai penulis yang profesional, Anda juga bisa menjadi copy editor. Tentu saja untuk menjadi seorang editor, pengetahuan tentang ketatabahasaan harus diperdalam. Seorang copy editor mempunyai kelebihan dalam ketelitian menata dan menempatkan kata- kata yang sesuai berikut dengan aturan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, menguasai Ejaan Yang Disempurnakan(EYD), berbagai istilah penting, sinonim dan sebagainya.

Pendapatan seorang copy editor dihitung berdasarkan jumlah halaman yang disuntingnya. Pada umumnya seorang copy editor mendapat bayaran berkisar Rp10.000 – Rp50.000 per halaman yang disunting. Jadi, jika Anda berprofesi sebagai copy editor dan mendapatkan job untuk menyunting 200halaman naskah buku, potensi penghasilan Anda adalah : Penghasilan minimal Rp 10.000 X 200 halaman = Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) Penghasilan maksimal: Rp50.000 X 200 halaman = Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

7. Copy Writer (Penulis Bisnis)

Ada banyak perusahaan yang memerlukan jasa penulisan untuk membuat laporan tahunan, company profile, web, booklet, brosur, newsletter, membuat naskah-naskah dialog pada iklan televisi atau radio, mengonsep kata-kata yang tercetak unik pada iklan media cetak atau untuk berbagai keperluan promosi produk dan jasa perusahaan. Penulis yang dibayar untuk melakukan pekerjaan tersebut disebut Copy Writer.

Perusahaan Agen Periklanan (advertising agency) biasanya mempekerjakan seorang Copy Writer untuk membuat iklan yang menarik. Pekerjaan inibukan saja dituntut memiliki kemampuan
menulis, namun harus juga disertai dengan keahlian khusus dalam bidang komunikasi dan marketing.

Penghasilan pekerjaan sebagai copy writer sangat bervariatif, tergantung naskah apa yang dibuat, tingkat kesulitannya dan sebagainya.

8. Menulis blog.

Menulis blog atau menjadi seorang blogger ternyata bisa menghasilkan uang. Banyak pebisnis online yang sukses di internet semula berawal dari seorang blogger. Bagaimana mungkin sebuah blog bisa mendatangkan uang? Pertanyaan ini tentu banyak dipertanyakan oleh orang awam yang belum mengerti sepak terjang dunia bisnis online.

Cara mendapatkan penghasilan di antaranya adalah dengan menulis isi blog dengan konten tertentu yang menarik sehingga banyak pengunjungnya dan membuat traffic blog menjadi tinggi. Jika blog banyak pengunjungnya, maka kita bisa menawarkan berbagai iklan ke berbagai perusahaan yang membutuhkannya dan memasang banner iklan mereka di blog kita.

Kita bisa manfaatkan pihak ketiga dengan cara memasang iklan dari agency iklan online, seperti kliksaya.com, kumpulblogger.com, adsensecamp.com, sitti.co.id, idblognetwork.com dan Google Adsense. Jumlah uang yang didapatkan dari blog, dihitung berdasarkan jumlah klik iklan yang ditampilkan atau dikenal dengan istilah PPC (Pay Per Click).
____________________________________________________
Nilna Iqbal adalah direktur Pelatihan Menulis Intermedia

Share This Article