Serangan itu terjadi pada hari Sabtu sekitar pukul 17:20 waktu setempat (1420 GMT), berasal dari Laut Mediterania, sebelah barat Lattakia, menargetkan lokasi tertentu di selatan kota Aleppo, menurut sumber militer yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Kantor Berita resmi Arab Suriah. (SANA).
Sumber militer membenarkan bahwa serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa, meski dilaporkan ada beberapa kerusakan material. Insiden ini terjadi setelah pertahanan udara Suriah berhasil mencegat sebagian besar rudal Israel yang diarahkan ke ibu kota Damaskus hanya dua hari sebelumnya.
Sejak diluncurkannya operasi Badai al-Aqsa secara mengejutkan oleh gerakan perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober, sebagai respons terhadap agresi Israel selama bertahun-tahun, konflik semakin meningkat. Hampir tiga bulan berlalu, kekejaman Israel di Jalur Gaza telah menimbulkan korban jiwa yang tragis, dengan hampir 22.000 nyawa melayang, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.
Israel secara konsisten menargetkan posisi militer di Suriah, khususnya yang terkait dengan gerakan perlawanan Hizbullah. Yang terakhir ini telah memainkan peran penting dalam mendukung tentara Suriah melawan teroris yang didukung asing. Rezim Israel jarang memberikan komentar resmi atas serangannya di wilayah Suriah, seringkali dianggap sebagai reaksi terhadap keberhasilan pemerintah Suriah dalam melawan dan memberantas terorisme.
Selain itu, dukungan Israel terhadap kelompok teroris yang menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang terpilih secara demokratis tetap menjadi aspek penting dalam dinamika regional yang kompleks.
Diterjemahkan dari situs tn.ai
