Oleh: Hernowo
Terkait dengan ”kotak peralatan”- menulis ini, marilah kita meminta bantuan Stephen King. Siapa King?
King adalah penulis novel ”thriller” kondang yang sangat produktif. Beberapa novelnya telah dilayarlebarkan. Salah satu yang terkenal (dan mencekam) adalah film Green Mile yang pemeran-utamanya Tom Hanks. Pada tahun 2000, King menerbitkan karya nonfiksi satu-satunya, On Writing: A Memoir the Craft. Karya nonfiksi King ini telah mendapatkan banyak pujian, antara lain mendapatkan penghargaan berupa ”Bram Stoker Award 2000”, ”Horror Guild 2001”, dan ”Locus Award 2001”. Dalam karyanya ini, King menceritakan secara menarik tentang pengalamannya menulis dan apa itu menulis dalam pandangannya.
Saya menemukan istilah ”kotak perkakas”-menulis di buku On Writing. Secara sangat impresif, King mengisahkan ihwal ”kotak perkakas”-menulis mulai di halaman 145. Ketika itu, King berusia sembilan tahun. Dia punya paman bernama Oren. Paman Oren berprofesi sebagai tukang kayu. Pada suatu hari, rumah yang ditempati King pintunya rusak. Paman Oren pun diminta untuk membetulkan pintu yang rusak tersebut. King melihat Paman Oren membawa ”kotak perkakas” (tool box) yang beratnya dapat mencapai 60 kilogram. Ternyata, Paman Oren hanya mengambil satu jenis obeng untuk membetulkan pintu tersebut. King merasa heran. Mengapa hanya perlu satu obeng kok Paman Oren harus membawa-bawa ”kotak perkakas” yang sangat berat.
”Ya; tapi Stevie,” kata Paman Oren melihat heranan King, ”aku tidak tahu apa lagi yang akan kutemukan begitu aku sampai di sini. Yang paling tepat adalah aku membawa semua peralatan itu. Jika tidak, kau biasanya akan menemukan sesuatu yang tidak kauharapkan dan jadi kecewa.”
Dari pengalaman pada masa kecilnya itu, King kemudian menulis: ”Aku ingin menyarankan bahwa untuk menghasilkan tulisan terbaik sesuai dengan kemampuanmu — kau harus menyediakan kotak perkakasmu sendiri dan kemudian mengerahkan seluruh tenagamu agar kau bisa mengangkat kotak perkakas itu. Selanjutnya, bukannya melihat betapa sulitnya pekerjaan yang harus kau lakukan dan menjadi tidak bersemangat, sebaiknya kau segera mengambil peralatan yang tepat dan langsung mulai bekerja.”
Salah satu peralatan penting menulis yang harus ada di ”kotak perkakas”-menulis, menurut King, adalah kosakata. Saya menamakannya dengan kekayaan bahasa. Seorang penulis mungkin sudah memiliki banyak teknik menulis. Hanya teknik-teknik menulis itu tidak akan bermanfaat—misalnya untuk mengatasi problem teknis menulis—jika dia tak memiliki kekayaan bahasa. Menulis adalah mengeluarkan sesuatu dari dalam diri—baik itu berupa pengalaman, pengetahuan, atau gagasan—dengan bantuan kata-kata.
Jika seorang penulis miskin bahasa atau kata-kata, dia akan kesulitan mengeluarkan dan merumuskan gagasannya. Bagaimana agar kita kaya kata-kata? Kuncinya adalah dengan rajin membaca teks-teks yang ”bergizi”.
Selain kosakata, saya mengusulkan dua peralatan lagi yang harus tersedia di ”kotak perkakas”: mengikat makna dan pemetaan pikiran (mind mapping). Mengikat makna adalah sebuah konsep yang saya temukan untuk membuat kegiatan membaca seseorang menjadi efektif dan kegiatan menulisnya pun akan menjadi mudah dan lancar. Inti konsep mengikat makna adalah ”membaca memerlukan menulis dan menulis memerlukan membaca”.
Sementara itu, pemetaan pikiran adalah sebuah cara untuk mengembangkan ide dan menemukan ide yang tidak biasa. Pemetaan pikiran, yang ditemukan oleh Tony Buzan, kemudian dikembangkan oleh Dr. Gabriele L.Rico menjadi teknik ”clustering”. Teknik ”clustering” ini sangat berguna untuk menjalankan kegiatan menulis yang alamiah.
__________________________________________________
Hernowo adalah salah satu tim pemateri pelatihan jurnalistik Intermedia