Plot Atau Alur Tulisan

By intermedia 6 Min Read
6 Min Read

Oleh: J. Haryadi

Sebelum Anda menulis ide atau gagasan dalam sebuah tulisan yang utuh, ada baiknya Anda menyusun ide dalam sebuah rangkaian yang biasa disebut plot atau alur. Keberadaan alur ini cukup penting karena akan menjadi pemandu kita dalam menulis. Suatu saat ketika kita sedang dalam kondisi tidak mood dan berhenti menulis untuk sementara waktu, maka ketika kondisi Anda mood kembali dan akan meneruskan tulisan tersebut, maka alur ini dapat membantu menyelesaikan tulisan.

Setiap jenis tulisan, baik fiksi maupun non fiksi memerlukan alur ataupun plot. Tulisan seperti cerita pendek, novel, berita, feature, biografi atau laporan perjalanan pasti menggunakan alur atau plot. Meskipun demikian, setiap jenis tulisan tersebut memakai plot yang berbeda-beda, bergantung kepada bagaimana penulis ingin membangun image para pembaca melalui tulisannya.

1. Susunan Alur Tulisan

Sebelum menentukan alur tulisan, sebaiknya kita mengenali susunan alur. Tujuannya adalah agar memudahkan kita ketika nanti harus membuat alur yang diterjemahkan ke dalam runutan ide topik, ataupun ketika memilih urutan alur.

Secara umum susunan alur terdiri atas enam unsur utama yaitu : perkenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian atau kesimpulan. Keenam unsur tersebut merupakan satu kesatuan sehingga apabila tidak ada salah satu unsurnya, maka tulisan akan terasa janggal.

Unsur pertama yaitu perkenalan, biasanya merupakan awalan dari tulisan. Isinya berupa pembukaan dari tulisan yang memuat topik apa yang akan dibahas. Dalam tulisan fiksi, perkenalan akan berupa kemunculan tokoh, sementara dalam tulisan nonfiksi akan berupa pembukaan dari topik tulisan.

Unsur kedua yaitu pemunculan masalah, merupakan saat di mana keberadaan topik tulisan mulai dipertajam sehingga pembaca akan mengenali maksud dan tujuan dari tulisan tersebut. Pada tulisan fiksi, maka pemunculan masalah biasanya merupakan kejadian yang dialami oleh tokohnya, sementara dalam tulisan nonfiksi berupa unsur-unsur pendukung topik yang dibahas dan bisa berupa contoh-contoh yang dikaitkan.

BACA JUGA:   Menulis Novel

Ketika topik dikenali dan lebih mengerucut sehingga pembaca mengenalinya, maka kejadian selanjutnya dalam sebuah tulisan adalah terjadinya konflik. Ia merupakan lontaran masalah yang pertama kali timbul sejak pertama kali tulisan dimulai. Seringkali, konflik pun dihadirkan agar tulisan menjadi lebih menarik dan menantang pembacanya untuk melanjutkan dan menyelesaikan bacaannya.

Setiap tulisan pasti mempunyai puncak yang paling menjadi daya tarik dari tulisan tersebut. Misalnya situasi yang semakin menegangkan seperti dalam tulisan fiksi, ataupun perbandingan pendapat para ahli yang hadir dalam tulisan nonfiksi. Apapun bentuknya, klimaks haruslah memiliki unsur paling menarik dibanding bagian-bagian lainnya. Klimaks adalah momen-momen penting dalam tulisan, di mana pembaca mengalami pengalaman puncak emosi ataupun rasa ingin tahu
yang paling tinggi.

Irama yang terus dibangun sejak tahap perkenalan hingga klimaks, lalu turun dengan membuat antiklimaks. Hal ini dimaksudkan agar tulisan menjadi lebih hidup dan tidak membosankan bagi pembaca. Antiklimaks juga dimaksudkan agar
pembaca memiliki kesempatan untuk menarik napas sekaligus menunggu akan seperti apa akhir dari tulisan kita.

Ketika semua unsur dari alur tulisan sudah muncul, maka penyelesaian adalah jalan yang paling baik. Dengan membuat tahap penyelesaian, maka tulisan akan menjadi lengkap karena dapat berisikan kesimpulan pada tulisan nonfiksi maupun
juga bagian akhir dari cerita fiksi yang bisa dipilih apakah berakhir bahagia, sedih, ataupun menggantung.

2. Memilih Jenis Alur Tulisan

Ada 3 jenis alur yang paling sering dipakai oleh kebanyakan penulis, yaitu alur maju, mundur, serta campuran. Ketiga jenis alur tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang dapat membangun setiap tulisan sehingga terlihat lebih menarik.

a. Alur maju adalah alur yang paling umum dan sering dipakai dalam setiap tulisan. Ciri-ciri alur jenis ini adalah tulisan yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan. Setiap bagian dari tulisan tertata dengan baik,
sehingga pembaca pun tidak akan kehilangan setiap momen. Urutan peristiwanya membuat impresi yang dibangun oleh penulis seperti mendaki sebuah gunung lalu menuruninya kembali. Perkenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelesaian adalah tahap alur yang disusun secara urut dan tidak berloncatan.

BACA JUGA:   5 Langkah Menulis Laporan yang Baik dan Benar

b. Alur mundur adalah alur yang susunannya merupakan kebalikan dari alur maju. Penyelesaian, antiklimaks, klimaks, konflik, pemunculan masalah, dan perkenalan sebagai urutan tahap terbalik yang membuat tulisan menjadi lain, karena tuturan cerita akan terbalik dengan ditampilkannya
kesimpulan cerita terlebih dahulu, baru kemudian mengetahui masalah yang diakhiri dengan keterangan pelaku masalah tersebut.

c. Alur campuran adalah perpaduan alur maju dan alur mundur. Alur jenis ini bersifat dinamis dan fleksibel sehingga dapat membuat tulisan menjadi lebih menarik. Alur campuran ini tetap memakai enam unsur penyusun alur, tetapi susunannya dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun demikian, apapun awalnya dan tengahnya, penyelesaian tetap hadir di bagian belakang. Contohnya plot campuran antara lain konflik – pemunculan masalah – perkenalan – klimaks – antiklimaks – penyelesaian.

Apa pun plot yang Anda pilih sebagai panduan benang merah tulisan, pastikanlah bagian-bagian tulisan terus menempel dengan alur, sehingga ketika urutannya akan diputarbalik akan mudah dikerjakan.
_______________________________________
J. Haryadi adalah salah satu tim pemateri pelatihan menulis Intermedia

Share This Article