Dibalik buku yang sukses di pasaran, ternyata banyak pihak yang terlibat termasuk salah satunya editor atau penyunting. Sosoknya memang selalu ada dibalik layar. Kehadirannya juga kerap luput dari hiruk pikuk kehebatan sebuah buku.
Tapi sesungguhnya editor adalah tulang punggung suksesnya industri penerbitan buku. Bahkan, lewat tangan dinginnya, editor bisa melahirkan buku-buku keren yang melejitkan nama penulisnya. Ia juga berperan dalam menemukan dan mengembangkan talenta penulis.
Editor bertanggung jawab terhadap keseluruhan fungsi penyuntingan (editing) pada suatu naskah di perusahaan penerbitan maupun media. Sehari-hari tugasnya mencari, memperbaiki dan menerbitkan naskah tulisan maupun gambar pendukung.
Tak heran kreativitasnya sangat diperlukan untuk memastikan pembaca senang dan nyaman membaca buku. Tugas yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa hanya buku-buku yang bermutu saja yang membanjiri pasar.
Editor juga harus punya kemampuan diplomasi yang andal, apalagi saat berhadapan sama penulis-penulis pesohor ataupun dari kalangan akademisi yang punya sederet gelar. Editor dituntut untuk bisa memposisikan diri lebih dari sekadar “tukang edit” kata-kata, melainkan sebagai konsultan bagi penulis.
Dalam dunia media massa, editor kerap disetarakan dengan redaktur. Tugasnya masih sama yaitu menyunting naskah yang dikirimkan para penulis atau wartawan. Editor dalam media massa terutama cetak dan online juga bertanggung jawab atas hasil tulisan reporter yang mereka edit, pemilihan tema dan isu hingga performa berita.
Wajib Tahu
1. Editor ternyata kerjanya bukan cuma duduk-duduk manis di kantor menyunting naskah lho, Quipperian. Mengutip Kompas, ada editor yang bertugas di luar kantor, mencari penulis yang mau bekerja sama untuk menerbitkan buku.
2. Pengen cari kerjaan yang bebas stres? Coba dehjadi editor! Menyadur Liputan 6, skala stresseditor adalah 61/100.
3. Kalau kamu seorang introvert, cocok banget nihmenekuni profesi editor. Melansir Liputan 6, bekerja sebagai editor bisa kamu pertimbangkan jika ingin bekerja tanpa harus merasa nggaknyaman.
Peran dan Tanggung Jawab
1.Mempertemukan kebutuhan pembaca dan pengarang/penulis.
2. Mengedit naskah yang telah diubah sesuai dengan bahasa EYD (Ejaan Yang Disesuaikan) ataupun bahasa yang sesuai dengan standarisasi penerbit.
3. Memasukan semua foto atau gambar serta naskah yang sudah di edit kebagian design grafis.
4. Mempersiapkan naskah hingga layak terbit yang bekerjasama dengan asisten editor.
5. Menjalin kemitraan dan bersinergi dengan para penulis dan mitra kerja.
Pengetahuan dan Keahlian
- Kemampuan berpikir logis
- Kemampuan menulis
- Kemampuan diplomasi
- Kreativitas
- Keterampilan komunikasi
- Penguasaan bahasa asing
Jenjang Karier
Seorang editor bisa bekerja fulltime di perusahaan penerbitan, tapi bisa juga bekerja freelence untuk penerbit atau klien perseorangan. Secara umum jenjang karier seorang editor adalah:
- Editor Trainee/ Assistant
- Copy Editor
- Editor
- Senior Editor
- Managing Editor; dan
- Chief Editor
Jurusan Pendidikan Terkait
- Sastra dan Bahasa Asing
- Sastra Indonesia
- Sastra Inggris
- Ilmu Komunikasi
Tokoh Inspiratif
Tavi Gevinson
Tavi Gevinson merupakan penulis yang juga editor in chief majalah Rookie. Tahu nggak Quipperian, Tavi membangun Rookie saat usianya 15 tahun lho.
Meski usianya tergolong muda saat itu, nyatanya ia bisa mengelola Rookie dengan baik. Ia sukses mengepalai karyawan dan mengatur rencana Rookie ke depan. Tapi jangan salah Quipperian, semua itu dilaluinya dengan tidak mudah.
Setiap hari, sepulang sekolah, Tavi mengerjakan 3 artikel untuk laman Rookie. Sayangnya, hobinya ini sempat membuat ayah Tavi ragu. Hingga akhirnya New York Times mengundangnnya untuk wawancara. Dari situlah sang ayah mulai percaya, bahwa hobi menulis dan kecintaan Tavi pada dunia fesyen bisa mengantarkannya sebagai salah satu remaja paling berpengaruh di dunia.
Forbes 30 under 30 pun mengapresiasi Tavi sebagai The Most Influential Teens of 2014.
Tavi benar-benar membangun Rookie dengan sepenuh hatinya. Setiap artikel yang masuk selalu disuntingnya secara detail. Tujuannya sederhana, ia ingin pesan yang ada dalam tulisan dan gambar pada artikel-artikel Rookie benar-benar tersampaikan. Ia nggak mau membuat pembacanya terpaksa percaya atau bahkan nggak setuju sama ide konten yang dihasilkan.
Sampai sekarang, Tavi terus konsisten mengembangkan Rookie. Nah, dari Tavi, kita bisa mencontoh bagaimana keyakinannya pada apa yang disenangi dan dikerjakannya, ketekunan dan konsistensilah yang akan mengantarkan pada kesuksesan meski di awal tak banyak orang yang percaya.
Sumber: http: https://campus.quipper.com/careers/editor (idntimes.com)