Para pengunjuk rasa berbaris dari Bank Junction London ke Parliament Square pada hari Sabtu, membawa tanda-tanda bertuliskan “Gencatan senjata sekarang,” “Akhiri genosida,” dan slogan terkenal Palestina: “Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas.”
Banyak yang menyuarakan kritik terhadap Inggris karena abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengupayakan gencatan senjata segera di Gaza, sebuah resolusi yang diveto oleh Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggunakan Pasal 99 piagam PBB, sebuah langkah yang jarang digunakan, dengan menyatakan, “Rakyat Gaza sedang melihat ke dalam jurang yang dalam.” Pasal ini mengizinkan Sekretaris Jenderal untuk mengingatkan Dewan Keamanan tentang hal-hal yang mungkin mengancam perdamaian dan keamanan global.
Serangan Israel di Gaza telah mengakibatkan kematian sedikitnya 17.800 warga Palestina, dengan lebih dari 70 persennya adalah perempuan dan anak-anak.
Kampanye Solidaritas Palestina, Koalisi Hentikan Perang, dan Sahabat Al Aqsa termasuk di antara kelompok yang bergabung dalam demonstrasi di London, yang menurut penyelenggara dihadiri oleh 100.000 orang, sementara Polisi Metropolitan London memperkirakan 40.000 peserta, menurut laporan media lokal.
Pawai tersebut berlangsung tanpa insiden besar, mengikuti kondisi ketat yang ditetapkan polisi, termasuk zona eksklusi di sekitar kedutaan Israel untuk mencegah berkumpul.
Dalam sebuah pernyataan, polisi melaporkan 13 penangkapan, sebagian besar karena plakat yang menyinggung. Seorang wanita ditangkap karena dugaan pelanggaran selama protes sebelumnya, yang diidentifikasi melalui tim pemantauan CCTV Voyager polisi.
Pria lain, yang membawa plakat bergambar Israel dan Nazi Jerman, ditangkap karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum yang diperparah secara rasial, menurut polisi.
Protes dan demonstrasi solidaritas telah berlangsung di London dan berbagai kota di seluruh dunia sejak perang Israel di Gaza dimulai dua bulan lalu.
Diterjemahkan dari situs tn.ai