ISRO akan mempelajari lubang hitam dengan peluncuran satelit baru, yang kedua secara global

Pada Tahun Baru, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) menggemparkan ekspedisi luar angkasanya dengan keberhasilan peluncuran satelit perdananya yang didedikasikan untuk mempelajari lubang hitam dan objek astronomi lainnya dari pelabuhan antariksa Sriharikota. Satelit Polarimeter sinar-X, dengan berat sekitar 470 kilogram, diluncurkan ke orbit sejauh 350 kilometer dari Sriharikota, pulau pelabuhan antariksa utama India. Satelit tersebut ditembakkan ke luar angkasa dengan menggunakan Roket Kendaraan Peluncur Satelit Polar (PSLV-C58).

Tujuan utama misi PSLV-C58 adalah mengukur polarisasi sinar-X pada pita energi 8-30 keV dari sekitar 50 sumber potensial kosmik. Satelit ini akan menyelidiki seluk-beluk sinar-X yang dipancarkan oleh sekitar 50 benda langit, menggunakan dua muatan yang dikembangkan bekerja sama dengan lembaga penelitian di Bengaluru.

Satelit Polarimeter Sinar-X (XPoSat), yang kedua di dunia setelah NASA, dibangun dengan perkiraan biaya $30 juta. Inti dari misi ini adalah muatan utama XPoSat, yang mencakup POLIX (Instrumen Polarimeter dalam Sinar-X) yang dirancang oleh Raman Research Institute, dan XSPECT (Spektroskopi dan Waktu Sinar-X) yang dibuat oleh Pusat Satelit UR Rao di Bengaluru.

Menurut organisasi antariksa, misi tersebut diperkirakan memiliki jangka waktu sekitar 5 tahun.

Misi ini bukanlah pengembaraan luar angkasa pertama yang disaksikan dunia, terutama dalam mempelajari lubang hitam. Misi serupa dan yang pertama diprakarsai oleh NASA pada tahun 2021. Selain NASA, ada eksplorasi paralel lain yang diluncurkan oleh rekan-rekannya. Misalnya, Badan Antariksa Nasional Tiongkok memasuki bidang ini pada tahun 2017 dengan teleskop luar angkasa sinar-X pertamanya, yang berpusat pada pengamatan lubang hitam, pulsar, dan semburan sinar gamma.

Peluncuran ini dilakukan menyusul keberhasilan misi Gaganyaan Test Vehicle D1 ISRO pada bulan Oktober. ISRO menambah keunggulannya dengan peluncuran roket PSLV-C58 dalam misinya yang ke-60. Misi tersebut direncanakan untuk membawa muatan utama XPoSat, bersama dengan 10 satelit lainnya yang ditujukan untuk ditempatkan di orbit rendah bumi.

Peluncuran satelit ini juga menandai puncak kemenangan dari tahun sukses ISRO. Pada bulan Agustus, ISRO mencapai tonggak sejarah dengan misi Bulan Chandrayaan-3, dengan melakukan pendaratan bersejarah di dekat Kutub Selatan bulan, wilayah yang sebelumnya belum pernah dijelajahi oleh negara mana pun. Tak lama setelah itu, organisasi tersebut memperluas upaya angkasanya dengan meluncurkan Aditya-L1, sebuah misi observasi inovatif yang diarahkan ke Matahari, menandakan upaya ISRO yang beragam dan ambisius dalam eksplorasi ruang angkasa.

Namun, peluncuran yang dilakukan saat ini hanyalah permulaan dari berbagai proyek yang telah direncanakan ISRO pada tahun ini. Badan antariksa tersebut siap untuk mengatur serangkaian upaya, menggarisbawahi komitmennya untuk mendorong batas-batas eksplorasi ruang angkasa dan penemuan ilmiah. Mereka secara aktif mencari kolaborasi dengan negara-negara penjelajah ruang angkasa lainnya. Kunjungan Administrator NASA Bill Nelson pada November tahun lalu mendahului pembicaraan mengenai misi observasi Bumi gabungan AS-India yang dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2024, menggarisbawahi semangat kolaboratif yang meresap dalam upaya eksplorasi ruang angkasa internasional.

______
Diterjemahkan dari thetechportal.com

Tinggalkan komentar