Revisi Lebih Dalam: Mengupas Lapisan-Lapisan Tulisan

By intermedia 4 Min Read
4 Min Read

Revisi membuatmu menyelam lebih dalam ke dalam tulisanmu dan memunculkan lebih banyak lagi harta karun ke permukaan. Jika kamu amati, kamu akan menemukan tulisan yang lebih kaya, lebih jelas, dan lebih asli di balik apa yang sekarang tertulis di kertasmu. Ketika kamu berusaha keras membawa karyamu ke potensi terbaiknya, kamu belajar apa artinya menjadi penulis–dan mengapa menulis yang demikian menantang, juga membuatmu merasa sangat hidup.

Pengalaman saya merevisi tulisan sendiri dan membantu orang lain merevisi tulisannya terjadi seperti ini: mengupas suatu lapisan untuk mendapatkan lapisan berikutnya. Dengan kata lain, menemukan pusii di dalam puisi, cerita di balik cerita, sandiwara di luar cerita, esai di bawah esai. Jika kamu memandang tulisanmu sebagai lapisan pertama, yang berada paling atas adalah lapisan “mudah” yang kamu hasilkan pertama kali karena memang itulah energi, keberanian, dan visi yang kamu miliki saat itu. Tapi, jika kamu mengendapkan tulisanmu itu dan kemudian kembali untuk merevisinya, mungkin kamu akan melihat bahwa tepat di bawah permukaan tulisanmu ada gagasan yang jauh lebih berarti, akurat, dan bahkan mungkin hebat.

Tulisanmu ibarat sebuah bawang merah; kamu harus mengupas lapisan kecokelatan yang menyerupai kertas untuk menemukan lapisan bawang merah yang pertama. Kemudian, kamu harus mengupas lapisan lain untuk mencapai bagian bawang merah yang lebih kuat, bagian yang sebenarnya ingin kamu gunakan. Seperti yang kamu ketahui, mengupas lapisan seperti ini dapat menimbulkan bau, bahkan kadang-kadang menguras air matamu. Begitu pula dengan tulisanmu. Kadang-kadang, bisa sedikit atau bahkan sangat menyakitkan untuk mendapatkan inti yang sebenarnya ingin kamu sampaikan.

Saya suka membayangkan proses ini bagaikan membuka boneka Rusia yang berbeda-beda ukuran; kamu harus terus membukanya dan melihat ke dalam untuk menemukan bagian pusatnya tempat tersembunyinya sebuah boneka padat dan mungil. Dalam tulisanmu, tujukan ke bagian pusat yang tidak dapt dibuka lagi, tidak ada lagi yang tersembunyi. Pergilah lebih dalam. Selami dari awal sampai akhir hingga ke bawah. Temukan bawang merah kebenaran, boneka padat di tenga, atau harta karun di dasar laut. Bawa temuanmu ke permukaan halaman kertasmu.

BACA JUGA:   Cara Menulis Artikel Opini Yang Baik & Benar Serta Contohnya

Lapisan atas:

Adikku membuatku marah. Dia masuk ke kamarku tanpa mengetuk, mengajukan banyak pertanyaan, ingin meminjam pakaian dan anting-antingku, dan memintaku mengantarnya ke suatu tempat (ia belum bisa menyetir). Aku mencoba bersabar sebaik-baiknya, tapi tadi malam, aku kehilangan kesabaran, dan kukatakan padanya, “Sadar dong! Tinggalkan aku sendiri.” Dia mulai menangis dan berlari ke kamarnya dan mengunci pintu. Aku merasa jahat.

Mimi, 17

Lebih dalam:

Memang, adikku membuatku marah, tapi kupikir, itu terjadi sebagian karena orangtua kami bercerai. Ayahku hanya mengunjungi kami pada akhir pekan, dan selama sepekan itu, Ibu sangat pendiam. Ibu tidak akan menceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi walaupun usiaku sudah tujuh belas tahun. Aku meminta Ibu berbicara, tapi katanya dia tidak mau membuatku kecewa. Maksudku, akan lebih baik seandainya dia memberi tahu aku! Aku merasa bahwa dia kecewa, dan semua itu menjadi lebih buruk saat dia mencoba menyembunyikannya. Adikku cukup kecewa juga. Pertama kali, dia bertanya kepadaku kapan orangtua kami akan bersama lagi, tapi akhirnya dia mengerti. Sekarang, dia ingin aku menjadi orangtuanya yang hilang, dia ingin aku menjadi ibu saat kami bersama Ayah, dan menjadi Ayah saat kami bersama Ibu. Aku tidak dapat menerimanya! Sudah cukup sulit menyaksikan semua ini terjadi. Tapi yang lebih buruk lagi, aku harus mencoba untuk tidak mengecewakan Ibu dan adikku lagi. Kadang-kadang aku goyah.

Mimi, 17 []

Sumber: disalin dari buku “Daripada Bete Nulis Aja!” karangan Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D., terbitan Kaifa for Teens, hal. 172-174.

Share This Article